Monday 24 February 2014

Cara Meningkatkan Tenaga Mesin Common Rail

Banyak cara untuk meningkatkan tenaga mesin mobil diesel dari cara yang paling sederhana hingga cara yang tergolong mahal. Mesin diesel sepertinya sudah menjadi primadona baru untuk dibedah lebih dalam, karena masih banyak potensi yang bisa digali dari mesin tanpa busi ini. Tidak heran semakin banyak orang yang tergolong dalam " Diesel Freak" alias penggila mesin diesel yang terus meningkatkan kinerja mobil.

Karena prinsip kerja utama mesin diesel (Toyota Innova, Fortuner, dan Hilux) adalah meledakan bahan bakar tanpa perlu ledakan api, maka fokus pengupgrade-an ditujukan pada suplai udara maupun bahan bakar, misalnya dengan memperlancar pasokan udara dengan memakai saringan udara tipe high flow atau mengutak-atik turbo agar tekanannya bertambah.

Selain itu, banyak juga memodifikasi mesin diesel dengan meng-upgradenya dengan bermamin pada software common rail. Kilikan elektronik ini cukup efektif mengatur pasokan bahan bakar pada waktu dan jumlah yang lebih pas, sesuai dengan keinginan. Penambahan Water Methanol Injection seringkali menjadi pilihan, karena hal ini paling mudah dan instan didalam menambah tenaga. Namun kalu ingin perubahan total bisa menyentuh hampir semua sektor seperti mengganti rumah keong agar tekanan turbo menggila dan meng-upgrade dengan menambahkan ECU after market

Cara meningkatkan tenaga mesin diesel :

1. Mengganjal Wastegate



Fungsi dari wastegate adalah agar boost pressure stabil dengan cara mengalihkan exhaust gases dari turbine dan semenjak exhaust gases dialihkan dari turbine menyebabkan putaran kompressor menurun. Wategate dikontrol oleh wastegate actuator dan umumya  terletak menempel dirumah kompressor. Apabila blowoff turbo posisinya sebelum tekanan udara masuk (in) ke throttle body, maka wastegate posisinya dibagian pembuangan (out)

Posisi wastegate yang lebih mundur sekitar 2-3 mm menimbulkan efek gerbang lebih berat untuk membuka saat boost berlangsung. Otomatis sisa boost yang seharusnya sudah terbuang masih ikut tersedot ke ruang bakar. Akan terasa sekali akselerasi di gigi awal lebih padat karena turbocharger tetap konstan ngeboost pada putaran mesin yang lebih lama.

2. Piggyback atau Stand alone ECU



Sudah banyak Piggyback yang beredar dipasaran, mualai dari yang plug dan play sampai yang programmable alias harus menggunakan settingan manual sehingga mencapai hasil maksimal atau hasil yang diinginkan.

Adaun keuntungan menggunakan Piggyback yang plug and play (salah satunya merk "Power Plug") adalah instalasi yang mudah sehingga tidak merusak garansi mesin dari pabrikan mobil. Sedangkan keunggulan piggyback programmable bisa disesuaikan dengan settingan mesin, kita dapat mengatur injection pulse (daya semprot injector) dan fuel pressure (tekanan solar)

Piggyback yang dipasang masih bergandengan dengan ECU standar mobil, sedangkan pada stand alone ECU khusus untuk mengatur mesin sedangkan ECU standar hanya dipakai untuk mengatur komponen lainnya seperti AC, elektrik mobil. Dengan menggunakan ECU stand alone, beberapa variable dapat dimaksimalkan seperti menaikank redline yang tidak bisa diatur oleh piggyback.

3. Turbo Kit



Mentok dengan peforma mesin standar ? Kita dapat mengakali dengan meng-upgrade rumah keong (turbo). Paket turbo yang ditawarkan pun beragam dan sudah beberapa macam dipasaran, tetapi untuk meng-upgrade turbo, dibutuhkan biaya yang tidak bisa dipandang sebelah mata, sekitar 20-25 juta rupiah, karena komponen yang diganti meliputi Turbo, Adaptor, Pipa dan beberapa spare part lainnya.

Untuk Turbo kit sendiri memiliki spesifikasi yang berbeda-beda untuk setiap mobil, karena konstruksi setiap mobil berbeda-beda dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal harus dipadukan dengan piggyback ataupun Stand Alone ECU

4. High Flow Air Filter



Prinsip kerja mesin turbo diesel adalah memasok udara sebanyak-banyaknya ke ruang bakar. Tidak heran apabila sistem penyaring udara alias air filter harus bagus dan selalu dalam keadaan bersih. Gunakan air filter yang bisa memasok debit udara dalam jumlah besar atau sering disebut high flow air filter atau biasa disebut open air filter.

Dipasaran sudah tersedia beragam merk dan jenis sesuai kebutuhan, mulai dari yang berbentuk original pabrik hingga model pot air filter (kerucut), merk ternama seperti K&N, JFC, SIMOTA, dan HURRICANE sudah mensupport tipe open air filter untuk mesin diesel. Selain memasok udara dalam jumlah banyak, open air filter dapat dicuci bila sudah kotor

5. Downpipe Free Flow



Mesin turbo diesel zaman sekarang didesain untuk tetap ramah lingkungan, oleh karena itu pabrikan resmi menyematkan piranti Catalytic Conventer persisi pada saluran gas buang di turbocharger (Downpipe). Padahal catalytic conventer, khususnya yang sudah kotor, sangat memnghambat performa. Karena sisa gas buang yang keluar tersebut ikut terhambat.

Cara mudah mengantipasinya, mengganti Catalytic Conventer dengan downpipe model polos alias free flow. Sisa gas buang bisa diplong hingga ke ujung knalpot tanpa terhambat sama sekali. Pemasangan downpipe free flow sendiri tergolong mudah dan tanpa melakukan perubahan sama sekali terhadap spesifikasi mobil.

6. Water Methanol Injection



Cara yang lebih advance mempertahankan peak power mesin turbo diesel adalah dengan cara menyemprotkan kabut methanol dan H20 (air) ke ruang bakar. Prinsipnya adalah meredam suhu tinggi yang terjadi disekitar intake manifold hingga ruang bakar agar performa maksimal tidak drop.

Bermodal tabung berisi campuran methanol dan air, pompa bertekanan tinggi dan nozzle khusus yang dibenamkan ke belalai intake. Dan dari pengalaman menggunakan peralatan ini didrag race, suhu tinggi mesin akibat proses detonasi bisa diturunkan hingga 25%



Sumber : http://www.blogtoyota.com/

Semoga bermanfaat dan Salam otomotif



2 comments:

said...

mau nanya bozz kalo untuk jenis panther 2500 cc gimana??? kan g pake turbo..

Unknown said...

Numpang tanya unt kijang diesel 2002 direct injection apa jg bisa diupgrade

Post a Comment

Silahkan Tinggalkan Pesan

 
Design by http://4-jie.blogspot.com/ | Bloggerized by Fajri Alhadi